Syarat Tanam Bawang

| Selasa, 31 Maret 2015

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

            Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori

Ciri-ciri Bawang Merah
Tumbuhan ini terdiri dari akar, daun, batang, dan bunga.
1.      Ciri-ciri akar: berakar serabut dengan sistem perakaran dangkat dan bercabang terpencar, akarnya biasanya menancap pada kedalaman 15-30 cm di bawah tanah.
2.      Ciri-ciri batang: memiliki batang dengan bentuk menyerupai cakram, tipis, dan pendek. Bentuk seperti ini berguna untuk titik tumbuh atau sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas.
3.      Ciri-ciri daun: memiliki bentuk seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang sekitar 50-70 cm, memiliki lubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda atau pun hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya pendek.
4.      Ciri-ciri bunga: tangkai daun keluar dari ujung tanaman dan panjangnya sekitar 30-90 cm, dan di ujung biasanya terdapat d0-200 kuntum bunga yang tersusun bulat atau melingkar seolah membentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau kekuning-kuningan, dan 1 putik sebagai bakal buah yang terbentuk segitiga.



Tanaman ini awalnya berasal dari Asia tenggara, tetapi saat ini tanaman bawang merah bisa ditanam di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri tanaman bawang merah merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan di berbagai daerah. Bahkan, di daerah Cikajang, Garut tiap rumah memiliki tanaman satu ini.
Jenis bawang merah terbagi dalam dua jenis yakni bawah merah lokal dan bawang merah non-lokal. Bawang merah lokal kebanyakan terdapat di pulau jawa, jenis bawang merah lokal juga terbagi kembali ke dalam beberapa jenis, enam di antaranya adalah: bawang Bima Curut, bawang Sidapurna, bawang Tablet, bawang Darkonah, bawang Sirad, dan bawang Juna. Keenam jenis bawang merah lokal tersebut memiliki ciri khusus yang berbeda-beda, tetapi secara umum ciri-cirinya sama dengan ciri-ciri di atas.  Sedangkan bawang merah non-lokal yaitu bawang merah yang berasal dari Philipina dan Thailand.












BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN


3.1 Syarat tumbuh bawang merah

Ada 2 hal yang harus diperhatikan untuk memulai budidaya tanaman bawang merah, diantaranya adalah faktor tanah dan iklim.
Tanah
            Tanaman bawang merah biasanya lebih bisa tumbuh pada tanah yang gembur, subur,  dan banyak mengandung bahan-bahan berjenis organik seperti tanah lempung berdebu atau lempung berpasir. Yang terpenting jenis tanah tersebut harus mempunyai struktur bergumpal dan keadaan air tanahnya tidak menggenang (stagnasi). Oleh karena itu pada daerah lahan yang sering tergenang atau daerah lahan yang becek harus dibuat saluran pembuangan air (drainage) yang baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5. Dalam beberapa pustaka lain dikatakan bahwa pH tanah yang baik untuk tanaman bawang Bombay antara 6-7. Pada pH tanah yang asam (kurang dari 5,5) garam Aluminium (Al) yang terlarut dalam tanah akan bersifat racun, hingga tumbuhnya bawang tersebut akan kerdil. Sedangkan tanah basis (pH lebih tinggi dari 6,5) garam Mangan (Mn) tidak dapat diserap (digunakan) oleh tanaman bawang, hingga umbinya kecil dan hasilnya rendah. Pada tanah gambut (pHnya lebih rendah dari 4) memerlukan pangapuran terlebih dahulu supaya umbinya besar.
Iklim
            Pada umumnya tanaman bawang merah tidak tahan terhadap curah hujan yang lebat. Oleh karena itu lebih baik diusahakan pada musim kemarau, asalkan ada pengairan. Tanaman tidak senang pada daerah yang berkabut dan yang berangin kencang atau taifun, tetapi lebih senang terhadap tiupan angin sepoi-sepoi.
Di daerah Cirebon dan sekitarnya tanaman bawang menjadi lebih baik, karena adanya tiupan angin kumbang yang bersifat sepoi-sepoi yang datang dari gunung. Pada musim hujan atau daerah yang berkabut, tanaman akan mengalami serangan penyakit yang berat. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah antara 25-32° C dengan iklim kering. Hal ini hanya didapat di daerah dataran rendah. Tetapi untuk bawang Bombay suhu udara yang baik adalah antara 18-20°C, yakni di dataran tinggi lebih dari 800 meter di atas permukaan laut dengan iklim lembab (kelembaban udara relatif 80-90%).
Walaupun demikian bawang merah dapat ditanam di dataran tinggi dan sebaliknya bawang Bombay dapat ditanam di dataran rendah, hanya hasil umbinya lebih kecil. Di dataran tinggi umur tanaman bawang merah menjadi lebih panjang antara 0,5 - 1 bulan. Tanaman bawang merah lebih menghendaki daerah yang terbuka, dengan penyinaran ± 70%. Apabila terlindung umbinya kecil. Sebetulnya bawang merah dan bawang Bombay termasuk ke dalam golongan yang pembentukan umbinya membutuhkan penyinaran hari panjang (lebih dari 14 jam sehari). Akan tetapi, ia toleran terhadap hari netral dengan panjang penyinaran 12 jam, walaupun hasil umbinya lebih rendah daripada ditanam di daerah yang berhari panjang.

3.2 Media Tanam

            Salah satu jenis komoditas hortikultura yang sangat kita butuhkan adalah Bawang merah yang memiliki nama latin Allium cepa. Tanaman ini bisa tumbuh di berbagai tempat, namun lebih menyukai daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 400 di atas permukaan laut, serta akan tumbuh dengan sempurna pada ketinggian 0 – 30 meter di atas permukaan laut.
Tanaman bawang merah sangat suka daerah yang memiliki iklim kering dengan sinar matahari yang cukup dan suhu udara agak panas, yakni antara 250-320 C.
Jika ditanam pada suhu kurang dari 220 C, meski dapat tumbuh dengan baik namun sulit untuk dapat membentuk umbi. Sedang untuk kondisi tanah yang paling cocok bagi tanaman bawang merah, adalah tanah yang subur, gembur, serta mengandung banyak humus atau bahan organic. Disamping itu, tanah yang menjadi media untuk tumbuh juga harus memiliki sirkulasi udara yang baik, dapat mengalirkan air dengan mudah dan tidak becek. Berikut beberapacara menanam bawang merah yang baik :
1. Tahap Penanaman
Agar dapat menghasilkan umbi dengan kuantitas dan kualitas yang baik, diperlukan teknik penanaman yang tepat, yang meliputi: waktu tanam, pemilihan bibit, pengolahan tanah, teknik menanam, penyiraman, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.
2. Waktu tanam
Waktu ideal untuk menanam bawang merah adalah pada musim kemarau. Tetapi karena untuk pertumbuhannya membutuhkan banyak air, maka harus dilengkapi dengan system pengairan yang baik, agar tanaman tidak kekurangan air dan juga tidak becek. Lakukan penanaman pada saat cuaca sedang cerah. Jangan melakukan penanaman pada saat pancaroba atau pergantian musim, karena ketika itu sering terjadi angin kering. Akibat yang ditimbulkan dari angin kering, akan membuat daun tanaman patah dan ujung-ujung daun seperti terbakar. Pada saat berkabut juga tidak baik untuk menanam bawang merah, karena udara berkabut dapat menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
3. Pemilihan bibit
Bibit bawang merah yang baik, adalah bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan, dan berasal dari tanaman yang dipanen pada usia 70 – 90 hari. Karena pada umur tersebut umbi yang dijadikan sebagai bibit telah memiliki titik-titik tumbuh akar. Umbi bakal bibit tersebut juga harus berasal dari tanaman yang sehat dengan ciri-ciri: terlihat cerah, segar, tidak kisut, dan tidak terdapat warna hitam yang menjadi tanda adanya serangan penyakit yang di sebabkan jamur.
Jangan menggunakan umbi yang terlalu kecil untuk bibit, karena bibit berukuran kecil akan membuat pertumbuhan tanaman kurang baik serta hasil yang sedikit. Umbi tersebut juga harus berukuran seragam, tidak terdapat luka, atau tidak sobek pada kulitnya. Sebelum dilakukan penanaman, bagian ujung umbi terlebih dahulu dipotong sekitar 1/3 – ¼ bagian dari panjang umbi. Sedang kulit luar bibit yang mengering dan sisa-sisa akar dibuang. Tujuannya agar pertumbuhan umbi merata, merangsang tumbuhnya tunas dan pertumbuhan tanaman itu sendiri, serta merangsang pertumbuhan umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan. Untuk mencegah terjadinya pembusukan, sebelum ditanam, luka bekas pemotongan pada umbi harus dikeringkan dahulu. Sedang untuk perkiraan jumlah bibit, untuk satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 600-800 kg bibit.
4. Pengolahan tanah
Tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk menggemburkan, menghilangkan tanaman pengganggu, serta membuat sistem penyerapan air. Pengolahan tanah ini dilakukan sebelum proses penanaman. Caranya dengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul, bajak, atau traktor jika lahan yang akan ditanami terbilang cukup luas.
Selanjutnya, dibuat bedengan-bedengan dengan menempatkan parit di antara bedengan tersebut.. Fungsi parit adalah sebagai tempat air masuk dan tempat untuk membuang air yang berlebihan. Lebar bedengan sekitar 100-120 cm, sedang ukuran parit sekitar 30-35 cm dengan kedalaman 30-40 cm. Untuk panjang bedengan dan panjang parit sudah barang tentu disesuaikan dengan luas lahan. Menjelang penanaman, tepatnya seminggu sebelumnya, tanah bedengan harus diberi pupuk dasar, yakni pupuk kandang atau kompos, serta diratakan. Tepat sehari sebelum proses penanaman, lahan diairi secukupnya sehingga siap untuk ditanami.




5. Teknik menanam
Untuk menanam bawang merah, bedengan yang telah disiapkan di beri lubang-lubang kecil dengan kedalaman kurang lebih sama dengan sama dengan bibit yang akan ditanam. Jarak tanam sekitar 15 x 15 cm atau 15 x 20 cm. Selanjutnya, umbi bibit dimasukan ke dalam lubang dengan meletakkan bagian ujung pada sisi atas.
Jangan menanam bibit terlalu dalam, karena mempermudah pembusukan. Ujung umbi sebaiknya ditutup sedikit dengan tanah, sebab jika tanah yang menutupi terlalu tebal, akan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Setelah proses penanaman selesai, bedengan disiram dengan air.
- Penyiraman
Tanaman bawang merah harus disiram setiap hari sampai daun pertama tumbuh. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Penyiraman baru dapat dilakukan sehari sekali jika tanaman bawang merah sudah berumur 50 hari. Ketika menyiram tanaman bawang merah sebaiknya tidak terlalu basah, karena mengakibatkan tanah bisa menjadi padat dan berdampak pada terganggunya pertumbuhan tanaman, serta terjadinya pembusukan.
- Penyiangan dan penggemburan tanah
Seperti halnya tanaman-tanaman lain, bawang merah juga harus disiangi untuk membuang semua gulma. Penyiangan dengan cara mencabuti gulma dengan menggunakan tangan maupun alat bantu harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman bawang merah. Selama masa pertumbuhan bawang merah, penyiangan pada umumnya dilakukan dua kali. Penyiangan pertama ketika tanaman masih berumur 2 – 4 minggu, sedang penyiangan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 5 – 6 minggu. Untuk frekuensi penyiangan sendiri tergantung pada pertumbuhan gulma.

- Pemupukan
Pupuk untuk bawang merah bisa menggunakan pupuk alami maupun buatan. Pemupukan dilakukan dalam dua tahap, yakni sebelum penanaman, dan setelah penanaman. Pemupukan tahap pertama seringkali menggunakan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 – 15 ton per hektar.
Maksud pemberian pupuk alami sebelum penanaman adalah agar struktur tanah tidak mudah memadat. Selain itu juga untuk menyuburkan tanah, serta meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air. Sedang untuk pupuk susulan diberikan dengan cara membenamkan pada tanah dengan jarak 10 cm dari tanaman atau menaburkannya diantara baris tanaman.
6. Pengendalian hama dan penyakit
Jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah adalah ulat daun dan cendawan, kedua jenis hama ini menyebabkan ujung daun terpotong dan daun terkulai. Sedang ulat dapat merusak umbi yang disimpan di gudang. Pencegahan hama dapat dilakukan dengan menggunakan obat pembasmi serangga Bayrusil 250 EC atau Azodrin 15 WSC. Dosisnya: 2 ml/l air.
Untuk penyakit yang menyerang tanaman bawang merah adalah bercak ungu yang disebabkan oleh jamur. Gejala yang terlihat dari penyakit ini adalah adanya bercak-bercak putih kelabu pada daun yang kemudian berubah menjadi cokelat dan mengering. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menyemprot tanaman bawang merah menggunakan Difolatan 4F.
7. Proses Panen
Ciri-ciri tanaman bawang merah yang sudah layak untuk dipanen adalah setelah batang lemas atau roboh, normalnya ini terjadi pada usai tanam 60 sampai dengan 90 hari namun semua tergantung dari media lahan, cara tanam dan perawatan.

Lalu ciri lainnya adalah bentuk umbi yang sempurna, sebagian sudah nampak di permukaan tanah, umbi sudah berwarna merah tua atau keunguan dan berbau khas bawang merah. Setelah di panen bawang merah harus di jemur selama seminggu atau dua minggu, agar buah menjadi tahan lama. Setelah siap lalu bawang merah disimpan dalam karung jala-jala dengan suhu sekitar 30-33 °C.

3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bawang merah

            Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
Banyak sedikitnya awan dan ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak  atau makin tebal awan, maka akan  semakin sedikit pula panas yang diterima bumi.
Tekanan Udara
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb). Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1)   Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
2)   Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
3)   Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.



Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang angin, yaitu meliputi:
a)    Kecepatan Angin
b)    Kekuatan Angin
c)    Arah Angin
d)    Macam-macam Angin
Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer. Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi 2bagian, yaitu:

1.      Kelembaban mutlak atau kelembaban absolut, yaitu kelembaban yang menunjukkan berapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik (1 m3) udara.
2.      Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tsb.
Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.

Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1)   Bentuk medan atau topografi;
2)   Arah lereng medan;
3)   Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan
4)   Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Radiasi Matahari
      Radiasi surya (surya = matahari) adalah merupakan sumber energi utama untuk proses-proses fisika  atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. Radiasi matahari adalah factor essensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Di dalam hal ini, matahari berfungsi sebagai mengatur fotosintesis pada tanaman dan mendorong evapotranspirasi. Sedangkan untuk lahan itu sendiri, matahari berfungsi sebagai penaik suhu permukaan lahan dan membantu evaporasi. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi.
Ada 3 hal yang menentukan besarnya Radiasi Matahari ke Bumi, yaitu:
n  Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi) atau dapat disebut juga sebagai jarak dari Matahari ke Bumi
n  Panjang hari
n  Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air) atau dapat juga disebut dengan intensitas radiasi matahari. Hal ini tergantung kepada jumlah, tipe, dan tebal awan yang menghalangi lintasan atau sinaran radiasi matahari.
Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0 – 1.000 m di atas permukaan laut (dpl). Meskipun demikian, ketinggian optimalnya adalah 0 – 400 m dpl saja.
Secara umum, tanah yang tepat ditanami bawang merah ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6 – 6,5.
Pada tanah-tanah yang becek, pertumbuhan tanaman bawang merah akan kerdil dan sering menyebabkan umbi-umbinya mudah menjadi busuk. Di samping itu, tanaman ini sangat tanggap (responsif) terhadap pH tanah. Bila pH kurang dari 5,5, pertumbuhan tanaman akan kerdil karena keracunan garam-garam Aluminium (Al). Sebaliknya, bila pH di atas 6,5 garam Mangan (Mn) tidak dapat diserap tanaman, sehingga umbinya kecil-kecil dan hasilnya menjadi rendah.
Bawang merah paling menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah (suhu antara 25o – 32o C). Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut, dan angin yang sepoi-sepoi dan tidak terlalu kuat. Suhu yang paling baik jika suhu rata-rata tahunannya 30o C. Angin merupakan faktor iklim yang juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah. Angin kencang yang berhembus terus-menerus secara langsung menerpa tanaman bawang merah akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman karena sistem perakaran yang terjadi pada tanaman bawang merah yang sangat dangkal.
Tanaman bawang merah itu sendiri sangat rentan terhadap curah hujan tinggi. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah antara 300 – 2.500 mm/tahun. Kelembaban udara (nisbi) yang sesuai adalah antara 80 – 90 %. Intensitas sinar matahari penuh, lebih dari 14 jam/hari. Oleh sebab itu, tanaman ini tidak memerlukan naungan/pohon peneduh.

3.4 Pemupukan

Pemupukan pada bawang merah sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi umbi yang lebih baik. Namun pemupukan tidak perlu diberikan secara berlebihan karena pupuk akan terbuang dengan percuma.

DOSIS PUPUK:
      Dosis pupuk untuk bawang merah yang dapat dianjurkan pada jenis tanah aluvial, seperti daerahBanyuanyar, Probolinggo maupun Sidokare-Rejoso, Nganjuk seperti berikut :
·        Pupuk dasar menggunakan 10 t/ha pupuk kandang dan SP 36 200 kg/ha yang diberikan 7 hari sebelum tanam.
·        Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 200 kg/ha, ZA 450 kg/ha dan KCl 200 kg/ha yang diberikan dua kali pada saat tanaman berumur 15 hari dan 30 hari setelah tanam
·        Pemupukan juga dapat menggunakan NPK sebanyak 75 kg/ha dan ZA sebanyak 100 kg/ha pada 15 hari sebelum tanam. Pemupukan kedua dengan KCl 100 kg/ha dan urea sebanyak 300 kg/ha
·        Cara pemupukan dengan meletakkan pada larikan di sekitar tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemberian pupuk pelengkap yang banyak beredar di pasar sebenarnya kurang bermanfaat bagi peningkatan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Namun pupuk pelengkap tersebut hanya sebagai tambahan nutrisi pelengkap karena pada umumnya mengandung unsur mikro. Untuk tanaman bawang merah, unsur mikro kurang diperlukan karena tanaman bawang merah berumur pendek yaitu sekitar 60-70 hari. Sedangkan unsur mikro proses pelarutannya dan penyerapan oleh tanaman lama sehingga lebih sesuai bagi tanaman sayuran yang berumur panjang seperti cabai atau tomat.




BAB IV

PENUTUP


4.1 Kesimpulan


Dalam penanaman bawang merah yang harus diperhatikan adalah kondisi tanah dan iklim, dimana kadar pH tanah berpengaruh penting dalam pertumbuhan bawang merah. Juga dalam pemberian pupuk yang dianjurkan menggunakan pupuk alami dengan tujuan agar tanah tidak mudah memadat. Semua itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan umbi pada bawang merah.

2 komentar:

  1. JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI

    HUBUNGI KONTAK Kami
    BBM : D8E23B5C
    WHAT APPS : +85581569708
    LINE : togelpelangi
    WE CHAT : togelpelangi
    LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET

    Ayo coba keberuntungan anda
    jutaan rupiah menunggu anda

    BalasHapus

Next
▲Top▲